id
Böcker
Hermawan Aksan

Jaka Wulung 1 Pertarungan di Bukit Sagara

Jawa Dwipa dilanda kesuraman. Kerajaan saling berperang. Kejahatan dan ketidakadilan bertebaran di mana-mana. Ujung cambuk itu memelesat, nyaris menyambar ujung rambutnya. Bocah itu melompat berusaha menghentikan polah Cambuk Maut yang haus darah. Di tangannya, tergenggam kujang dengan kilau menyala-nyala. [Mizan, Bentang, Kerajaan, Kesatria, Indonesia] Semua mata terkesima. Kudi hyang! Itulah senjata pusaka legendaris yang hanya dimiliki tokoh-tokoh hebat masa lalu di tataran Sunda. Ketika ujung kudi hyang membentur logam baja di ujung cambuk dan memapas leher cambuk itu, seruan kaget terlontar serempak dari mulut para pendekar. Cambuk mahadahsyat itu patah begitu saja. Sungguh, kehebatan kudi hyang bukanlah bualan belaka. Siapa bocah itu? Dan, mengapa senjata itu ada di tangannya?Jawa Dwipa dilanda kesuraman. Kerajaan saling berperang. Kejahatan dan ketidakadilan bertebaran di mana-mana. Ujung cambuk itu memelesat, nyaris menyambar ujung rambutnya. Bocah itu melompat berusaha menghentikan polah Cambuk Maut yang haus darah. Di tangannya, tergenggam kujang dengan kilau menyala-nyala. Semua mata terkesima. Kudi hyang! Itulah senjata pusaka legendaris yang hanya dimiliki tokoh-tokoh hebat masa lalu di tataran Sunda. Ketika ujung kudi hyang membentur logam baja di ujung cambuk dan memapas leher cambuk itu, seruan kaget terlontar serempak dari mulut para pendekar. Cambuk mahadahsyat itu patah begitu saja. Sungguh, kehebatan kudi hyang bukanlah bualan belaka. Siapa bocah itu? Dan, mengapa senjata itu ada di tangannya?
158 trycksidor
Upphovsrättsinnehavare
Mizan
Har du redan läst den? Vad tycker du om den?
👍👎

Intryck

  • Rim Naradelade ett intryckför 5 år sedan
    👍Värt att läsa
    💡Lärde mig mycket
    🚀Sidvändare
    💧Tårdrypande

    Wowwwww

  • Komang Kadidelade ett intryckför 5 år sedan

    Luar biasa.dunianoersilatan terguncang

  • Keukeu Dinaritadelade ett intryckför 5 år sedan
    👍Värt att läsa
    🚀Sidvändare

Citat

  • b5564088782har citeratför 3 år sedan
    Masa Muram

    Sepotong Sejarah

    Tahun 1580-an adalah salah satu masa paling muram dalam sejarah Nusantara. Keraton Majapahit sudah puluhan tahun runtuh nyaris tanpa bekas. Tapi, sisa-sisa pasukannya masih berkeliaran di gunung-gunung, hutan, perkampungan, dan di kotaraja, kadang dengan membawa-bawa nama Brawijaya meskipun pakaiannya koyak moyak.

    Demak, kerajaan Islam pertama di Jawa Dwipa, runtuh dalam usia hanya 90 tahun dan kini muncul Kesultanan Pajang di bawah kekuasaan Jaka Tingkir, yang bergelar Sultan Hadiwijaya. Tapi, tanda-tanda keruntuhan Pajang mulai kelihatan dengan ambisi Danang Sutawijaya, kerabat Hadiwijaya sendiri, untuk menyerang Pajang dan mendirikan kerajaan sendiri.

    Di belahan barat Jawa Dwipa, Kerajaan Sunda, salah satu kerajaan di Nusantara yang berusia paling tua, sudah pula sirna ning bhumi. Kerajaan Sunda—orang-orang juga menyebutnya Pajajaran—akhirnya teriris-iris menjadi Kesultanan Banten, Cirebon, Sumedang Larang, dan sejumlah daerah kecil yang masih merasa berhak menjadi raja karena merasa keturunan Siliwangi.

    Sementara itu, raja-raja kecil bermunculan di pantai utara, pantai selatan, hingga pantai timur Jawa.

    Pendeknya, Jawa Dwipa menjadi semacam makanan yang terus dicacah-cacah oleh para penguasa yang merasa dirinya berhak menjadi raja.
  • b5564088782har citeratför 3 år sedan
    Masa Muram

    Sepotong Sejarah

    Tahun 1580-an adalah salah satu masa paling muram dalam sejarah Nusantara. Keraton Majapahit sudah puluhan tahun runtuh nyaris tanpa bekas. Tapi, sisa-sisa pasukannya masih berkeliaran di gunung-gunung, hutan, perkampungan, dan di kotaraja, kadang dengan membawa-bawa nama Brawijaya meskipun pakaiannya koyak moyak.

    Demak, kerajaan Islam pertama di Jawa Dwipa, runtuh dalam usia hanya 90 tahun dan kini muncul Kesultanan Pajang di bawah kekuasaan Jaka Tingkir, yang bergelar Sultan Hadiwijaya. Tapi, tanda-tanda keruntuhan Pajang mulai kelihatan dengan ambisi Danang Sutawijaya, kerabat Hadiwijaya sendiri, untuk menyerang Pajang
  • b5564088782har citeratför 3 år sedan
    Sepotong Sejarah

    Tahun 1580-an adalah salah satu masa paling muram dalam sejarah Nusantara. Keraton Majapahit sudah puluhan tahun runtuh nyaris tanpa bekas. Tapi, sisa-sisa pasukannya masih berkeliaran di gunung-gunung, hutan, perkampungan, dan di kotaraja, kadang dengan membawa-bawa nama Brawijaya meskipun pakaiannya koyak moyak.

    Demak, kerajaan Islam pertama di Jawa Dwipa, runtuh dalam usia hanya 90 tahun dan kini muncul Kesultanan Pajang di bawah kekuasaan Jaka Tingkir, yang bergelar Sultan Hadiwijaya. Tapi, tanda-tanda keruntuhan Pajang mulai kelihatan dengan ambisi Danang Sutawijaya, kerabat Hadiwijaya sendiri, untuk menyerang Pajang dan mendirikan kerajaan sendiri.

    Di belahan barat Jawa Dwipa, Kerajaan Sunda, salah satu kerajaan di Nusantara yang berusia paling tua, sudah pula sirna ning bhumi. Kerajaan Sunda—orang-orang juga menyebutnya Pajajaran—akhirnya teriris-iris menjadi Kesultanan Banten, Cirebon, Sumedang Larang, dan sejumlah daerah kecil yang masih merasa berhak menjadi raja karena merasa keturunan Siliwangi.

    Sementara itu, raja-raja kecil bermunculan di pantai utara, pantai selatan, hingga pantai timur Jawa.

    Pendeknya, Jawa Dwipa menjadi semacam makanan yang terus dicacah-cacah oleh para penguasa yang merasa dirinya berhak menjadi raja.

I bokhyllorna

fb2epub
Dra och släpp dina filer (upp till fem åt gången)